Difteri
adalah penyakit yang disebabkan bakteri Corynebacterium diphteriae dan
dapat menyebabkan kematian terutama pada anak-anak.
Difteri
memiliki masa inkubasi dua hari hingga lima hari dan akan menular selama dua
minggu hingga empat minggu. Penyakit itu sangat menular dan dapat menyebabkan
kematian jika tidak ditangani secara cepat.
Gejala
awal difteri bisa tidak spesifik seperti demam tidak tinggi, nafsu makan
menurun, lesu, nyeri menelan dan nyeri tenggorokan, sekret hidung kuning
kehijauan dan bisa disertai darah. Namun, difteri memiliki tanda khas berupa selaput putih keabu-abuan di
tenggorokan atau hidung yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut
dengan bull neck.
Ketua
Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), DR.Dr. Aman
Bhakti Pulungan mengatakan, satu-satunya cara untuk mencegah
penularan difteri adalah melalui imunisasi. Difteri sangat mudah menular
melalui udara, yaitu lewat nafas atau batuk penderita.
Ia
mengatakan, anak yang sudah mendapatkan imunisasi difteri secara lengkap
seharusnya tidak tertular penyakit tersebut. "Tetap jaminan itu dari
Allah. Masalahnya imunisasinya cukup dan lengkap atau tidak?" Karena mudahnya penularan penyakit difteri,
penderita yang dirawat di rumah sakit biasanya diisolasi dan tidak boleh
dikunjungi untuk mencegah penularan.
Langkah pencegahan paling
efektif untuk penyakit ini adalah dengan vaksin. Pencegahan difteri tergabung
dalam vaksin DTP. Vaksin ini meliputi difteri, tetanus, dan pertusis atau batuk
rejan.
Vaksin DTP termasuk dalam
imunisasi wajib bagi anak-anak di Indonesia. Pemberian vaksin ini dilakukan 5
kali pada saat anak berusia 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, satu setengah tahun, dan
lima tahun. Selanjutnya dapat diberikan booster dengan
vaksin sejenis (Tdap/Td) pada usia 10 tahun dan 18 tahun. Vaksin Td dapat
diulangi setiap 10 tahun untuk memberikan perlindungan yang optimal.
Apabila imunisasi DTP
terlambat diberikan, imunisasi kejaran yang diberikan tidak akan mengulang dari
awal. Bagi anak di bawah usia 7 tahun yang belum melakukan imunisasi DTP atau
melakukan imunisasi yang tidak lengkap, masih dapat diberikan imunisasi kejaran
dengan jadwal sesuai anjuran dokter anak Anda. Namun bagi mereka yang sudah
berusia 7 tahun dan belum lengkap melakukan vaksin DTP, terdapat vaksin sejenis
yang bernama Tdap untuk diberikan.
Perlindungan tersebut
umumnya dapat melindungi anak terhadap difteri seumur hidup.
Sumi Fitriyani, KPI/3D
Komentar
Posting Komentar