"Manusia Terbaik di sisi Allah Swt"

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ  وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.، أَمَّا بَعْدُ

Rasanya tak habis-habisnya kita mesti bersyukur kepada Allah, karena dari limpahan rahmat dan karuniaNya, hingga kini kita tetap bertahan menjaga keimanan kita sebagai tingkat nikmat yang paling tinggi. Syahadatpun harus selalu kita benahi, biar lebih mendekati makna yang hakiki. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad Saw, karena beliaulah sebagai suri tauladan dalam hidup ini, yang patut kita ikuti segera langkahnya. Mudah-mudahan kita termasuk umat Nabi Muhammad yang setia kepadanya.
Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai “Khoirunnas ‘Indallahi (Manusia terbaik di sisi Allah Swt).”

Hadirin Wal Hadirat yang di rahmati oleh Allah SWT 

Kita sebagai manusia yang diciptakan oleh Allah SWT tentunya ingin termasuk manusia yang terbaik di sisi-Nya. manusia yang terbaik di sisi Allah SWT adalah orang yang memiliki hati yang bersih. Hati menjadi ukuran untuk menentukan shaleh atau tidaknya seseorang.

Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata: Rasulullah pernah ditanya: “Siapakah ya Rasul orang yang terbaik?” Sabda Nabi “orang yang terbaik ialah orang yang memiliki hati yang mahmud dan lisan yang jujur.” Nabi ditanya: “apa itu hati yang Mahmud?” jawab Nabi: “ialah yang taqwa, orang yang bertaqwa yang bersih hatinya yang tiada dosa padanya, tidak aniaya, tidak dzolim, tidak hasud terhadap yang lain (iri hati).” (H.R. Ibnu Majah).

Ukuran keshalehan seseorang tergantung hati dan lisannya. Sabda Nabi Saw:

 ...أَلاَ وَإِنَّ  لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ   مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ  أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ (رواه البخاري ومسلم)
“Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati.” (H.R. Bukhori dan Muslim).

Untuk meningkatkan kehidupan seseorang yang baik maka lenturkanlah hatinya dengan iman, dengan al-Qur’an. Karena yang shaleh yang pemurah itu adalah hati. Begitupun sebaliknya yang kejam, yang nakal, yang hasud yang kasar yang dzolim itu juga hati.

Penyakit itu ada dua, pertama penyakit fisik yakni penyakit yang sama-sama disadari oleh setiap orang dan dirasakan penderitaanya. Kedua penyakit hati yaitu penyakit tidak sama-sama dirasakan penderitaanya padahal itu adalah penyakit yang terberat.

Manusia terbaik adalah manusia yang memiliki hati yang Mahmud yaitu mereka yang bertaqwa dan bersih yang tiada padanya dosa, tidak aniaya, tidak dzolim terhadap yang lain itulah khoirunnas, yang kedua memiliki lisan yang jujur dalam suatu hadits dikatakan:

عن عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْد رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ ، فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِيْ إِلَى الْبِرِّ ، وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِيْ إِلَى الْجَنَّةِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيْقًا ، وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ ، فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِيْ إِلَى الْفُجُوْرِ ، وَإِنَّ الْفُجُوْرَ يَهْدِيْ إِلَى النَّارِ ، وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللهِ كَذَّابًا (متفقٌ عليه)

Dari ‘Abdullâh bin Mas’ûd Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Hendaklah kalian selalu berlaku jujur, karena kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan mengantarkan seseorang ke Surga. Dan apabila seorang selalu berlaku jujur dan tetap memilih jujur, maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai orang yang jujur. Dan jauhilah oleh kalian berbuat dusta, karena dusta membawa seseorang kepada kejahatan, dan kejahatan mengantarkan seseorang ke Neraka. Dan jika seseorang senantiasa berdusta dan memilih kedustaan maka akan dicatat di sisi Allâh sebagai pendusta (pembohong).” (H.R. Muttafaqun Alaihi).

Allah Swt telah memberitahukan kepada kita nilai kejujuran, bahwa kejujuran itu merupakan kebaikan sekaligus penyelamat. Sifat itulah yang menentukan nilai amal perbuatan, karena kejujuran merupakan ruhnya. Seandainya orang-orang itu benar-benar ikhlas dalam beriman dan berbuat taat, niscaya kejujuran adalah yang terbaik bagi mereka.

Semoga Allah menjadikan kita sebagai orang-orang yang memiliki hati yang bersih serta menjadi orang yang berlaku jujur serta tunduk patuh hanya pada perintah dan larangan Allah Swt. Semoga Allah selalu memberkahi dan merahmati kita. Amiin.



الله يأخذ بايدين الى ما فيه خير للاسلام و المسلمين

Komentar