Dunia
pendidikan di indonesia kini telah mrengalami berita duka, yakni dengan
meninggalnya salah satu siswa SMA di Bogor secara tragis akibat duel
antarpelajar ala gladiator. Hal ini tentunya menimbulkan kekhawatiran dunia
pendidikan terutama para orang tua pelajar. Mereka yang pastinya mengharapkan
berita baik mengenai anak mereka bukan sebaliknya.
Berdasarkan
informasi bahwa aksi gladiator itu sudah menjadi tradisi dari tahun ketahun
meskipun tidak setiap tahun diadakan. Maka hal ini menjadi cambukan besar untuk
lebih menyadari lagi tanggungjawab masing-masing terutama para orang tua
pelajar.
Orang
tua harus lebih memperhatikan lagi apa saja yang dilakukan anaknya baik di
dalam rumah maupun di luar rumah, berdialog atau diskusi dengan mereka sehingga
mereka lebih terbuka, memberikan pujian karena hal itu membuat anak lebih
percaya diri, memberikan contoh yang baik, karena orang tua adalah cerminan
bagi anaknya. para orang tua juga harus mengenalkan anak-anaknya nilai-nilai
keagamaan, karena hal itu sangatlah penting.
Dewasa
ini anak-anak bahkan orang tua disuguhi dengan berbagai tayangan mulai dari
yang biasa-biasa hingga yang berbau kekerasan. Mungkin saja anak bisa mempunyai
jiwa premanisme salah satunya melalui tayangan yang mereka tonton. Maka sebagai
orang tua harus memantau apa saja yang mereka tonton.
Orang
tua harus berperan aktif dalam menanamkan pendidikan agama, baik itu secara
formal maupun non formal. Misalnya secara non formal ajak mereka untuk mengaji
walaupun hanya satu jam tapi dilakukan secara maksimal untuk membatasi waktu
mereka menonton atau membiarkan mereka untuk mengikuti kegiatan-kegiatan islami
atau positif seperti seminar, mengikuti organisasi, dan lain-lain.
Secara
formal orang tua bisa meninitipkan kepada lembaga pendidikan agama atau
pesantren. Sehingga bisa bergabung bersama teman-teman yang bisa membawa mereka
kearah yang baik dan terhindarnya dari pergaulan bebas. Meskipun sudah
dititipkan, orang tua tetap harus mengontrol perkembangan anaknya, memastikan
apakah anaknya bersikap baik, berteman dengan sewajarnya dan lain-lain. Secara
tidak langsung bahwa lingkungan yang baik bisa membawa mereka ke arah yang baik
pula begitupun sebaliknya. Memang membutuhkan waktu yang tidak singkat untuk
terwujudnya harapan, semua membutuhkan proses.
Sumi Fitriyani
Mahasiswi
KPI UIN Sunan Gunung Djati, Bandung.
Tulisan ini pernah dimuat di dawahpos Minggu, 08 Oktober 2017 (http://www.dakwahpos.com/2017/10/perbaikan-moral-anak-melalui-pendidikan.html).
Tulisan ini pernah dimuat di dawahpos Minggu, 08 Oktober 2017 (http://www.dakwahpos.com/2017/10/perbaikan-moral-anak-melalui-pendidikan.html).
Komentar
Posting Komentar